PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT MELALUI EDUKASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK DAN RASIONAL PADA MASYARAKAT DOBONSOLO KABUPATEN JAYAPURA
DOI:
https://doi.org/10.31957/ejpipt.v2i2.233Keywords:
Peningkatan pengetahuan, Antibiotik, MasyarakatAbstract
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat terjadi karena minimalnya informasi dari tenaga kesehatan. Permasalahan tersebut dapat mendorong terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik pada manusia. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat di kelurahan Dobonsolo mengenai penggunaan antibiotik yang rasional masih kurang. Pemberdayaan masyarakat terutama terhadap kader kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik. Metode edukasi yang dilaksanakan yaitu dengan metode modul, ceramah dan diskusi. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden sebelum dan sesudah edukasi untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan peserta. Kuesioner berisi pertanyaan tertutup terkait pengetahuan penggunaan antibiotik. Berdasarkan karakteristik peserta, sebagian besar peserta adalah usia dewasa awal (83,87%). Pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SMA (38,71%) dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga (90,32%). Hasil menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan kader meningkat 0,97 poin setelah dilakukan edukasi. Persentase peningkatan nilai pengetahuan kader sebesar 13,8% dari rata-rata nilai pengetahuan awal. Edukasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan. Kegiatan edukasi dengan metode modul, ceramah dan diskusi mampu meningkatkan pengetahuan dari kader kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat terutama kader kesehatan secara berkelanjutan sebagai salah satu langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan penyuluhan.
References
Anderson KL, Whitlock JE, H. V. (2005). Persistence and differential survival of fecal indicator bacteria in subtropical waters and sediments. Appl. Environ. Microbiol, 71, 3041–3048.
Chusna, N., Pratomo, G. S., & Murwanda, L. (2018). Profil Penggunaan Obat Antibiotik Golongan Penisilin di Apotek Rawat Jalan RSUD Kuala Kurun. Borneo Journal of Pharmacy, 1(1), 41–43. https://doi.org/10.33084/bjop.v1i1.246
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI Jakarta .
Fajeriyati, Y. (2013). Gambaran Rasionalitas Peresepan Codein pada Pasien Batuk Kering di Apotek Kimia Farma Cempaka Banjarmasin. Karya Tulis Ilmiah Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
Gleckman, R. A., & Borrego, F. (1997). Adverse reactions to antibiotics: Clues for recognizing, understanding, and avoiding them. Postgraduate Medicine, 101(4), 97–108. https://doi.org/10.3810/pgm.1997.04.198
Gould, D. & Brooker, C. (2003). Mikrobiologi Terapan untuk perawat (1st ed.). EGC.
H.A., S. (2006). Ilmu Resep. EGC. Jović, M., Stošić, B., Videnović, N., Mitić, R., & Stanković, D. (2017). Risk factors for hypotension after spinal anesthesia. Acta Medica Medianae, 56(2), 105–110.
Katzung, B. G. (2007). Basic and Clinical Pharmacology (10th ed.). McGraw Hill